Sabtu, 25 Mei 2013

pemimpin itu...


Pemimpin itu,,,,
Ketua bem kami.
Bem km universitas airlangga masa bakti 2013
Namanya pak presbem beliau jurusan ilmu hukum tahun angkatan 2010. Meskipun belum lulus kuliah, tapi beliau sudah menjadi hakim. Karna nama beliau adalah himas el hakim hehehe….
Awalnya saya kecewa kenapa yang terpilih bukan mas vito dan mas dindit (karna dari 2 pasang calon presbem, yang saya kenal hanya mas vito dan mas dindit karna mas vito adalah kakak tingkatnya muti yang sering diceritain muti dan mas dindit adalah kakak tingkat saya di fk)
Tapi setelah hamper 2 bulan saya di bem, sungguh saya tidak menyesal kenapa yang terpilih adalah mas hakim dan mas agus sebagai wakilnya.
Saat masuk ke ruang bem ua yang kedua kalinya, saya melihat pak presbem duduk gelosoran dilantai dan menjawab salam saya paling keas disertai dengan jargon kami: semangat melayani. Dari saat itu, saya berpikir, “nah ini yang namanya ketua bem”hehe
Di kunjungan saya di selanjut-selanjutnya di ruang bem,,,, pak presbem selalu ada.
Pernah suatu hari, pak presbem sedang berdiri di bawah atap, bagian depan ruang bem,saya kira sedang benerin lampu, ternyata sedang membersikan atap dari suatu hal yang mengganggu.
Mungkin itu biasa, tapi ada satu hal yang membuat saya takjub. Suatu malam (karna kita biasanya rapat malam dari jam 6 sampe jam 8) sepatu berserakan di halaman ruang bem, padahal disana sudah tersedia rak sepatu. Dan saya melihat sosok seseorang yang sedang merapikan sepatu2 tersebut dan meletakannya di rak sepatu. Dan tak lain tak bukan belaiu adalah pak presbem kami…
Hua,,, terharu,,,
Ya, seharusnya pemimpin memang begitu…
Tidak malu dan gengsi untuk melakukan suatu hal yang terlihat remeh namun menakjubkan.
Karna pemimpin adalah pelayan, bukan seseorang yang harus dilayani.
Dan hal semacam itu sudah sangat langka sepertinya terjadi di dunia.
Ada lagi, ini cerita tentang presbem juga, ini tentang presbem its 2012-2013, namanya mas zaid atau bisa juga dipanggil mas ari, meskipun beliau ketua bem, namun beliau tidak gengsi untuk menyupiri anak buahnya bolak-balik Surabaya lamongan,,, padahal di dalam mobil itu bukan hanya mas ari, tapi ada juga personel bem lainnya yang bisa menyetir…

Sepertinya sosok sosok pemimpin yang melayani seperti mereka, sudah langka, oleh karna itu mereka harus dilestarikan dan harus di museumkan,, hohohoh just kidding :P
Semoga, hal2 tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi saya dan kebermanfaatan bagi orang lain dan ridho Allah bagi kita semua,,, aamiin,,


no title (tugas etos)


Nama saya diana fitri lathifah, sekarang saya mahasiswi semester 4 di universitas airlangga Surabaya. saya lahir di sukabumi tanggal 29 oktober 1993 dan tinggal disana sampai berumur 7 tahun, setelah berumur 7 tahun saya tinggal di bekasi. Setelah lulus dari sdn bintara 6, saya melanjutkan sekolah di smp 199 jakarta kemudian di sma 12 jakarta. Kalau ditanya saya orang mana, maka saya akan menjawab saya orang yang berbeda: berdarah betawi dan sunda hehe karna memang bapak saya betawi asli dan ibu saya sunda tulen. Saya seorang intuiting introvert, namun bisa terbuka tehadap orang yang sudah saya kenal. Terkadang teratur dan terencana, namun sangat suka jalan-jalan kapan pun saya mau. Menurut bakat dari sidik jari, saya cenderung di kecerdasan logis matematis dan berbakat untuk menjadi seorang inisiator. Dan Alhamdulillah, jurusan yang saya ambil ternyata sejalan dengan bakat kecerdasan alami saya.
Saya anak pertama dari 4 bersaudara, meskipun kami bersaudara tapi saat ini kami tidak tinggal bersama,saya kuliah di Surabaya, adik saya yang pertama sma di sumedang, adik saya yang kedua smp di sidoarjo dan adik saya yang terakhir sd di bekasi.
Pada dasrnya saya orang yang percaya diri, namun sering karna berbagai factor saya menjadi minder. Saat saya sd, saya cukup berprestasi sampai menjadi murid teladan se kecamatan, namun di masa smp saya menjadi minder karna saya sekolah di Jakarta yang notabene siswa-siswinya berada, tapi meskipun begitu saya masih masuk di kelas unggulan dan pernah memenangkan lomba cerdas cermat bahasa Indonesia lagi-lagi tingkat kecamatan. Namun karna masalah kelurga, saat saya di sma prestasi saya jauh merosot, bahkan bisa dibilang terjun bebas. Karna ada masalah keluarga, saya akhirnya tidak betah di rumah dan menyibukan diri di berbagai macam organisasi sehingga saat saya pulang ke rumah, saya dalam keadaan cape dan langsung istirahat. Hal itu berlangsung selama 1 tahun hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk ngekost, selain karna tidak betah di rumah, rumah saya pun memang cukup jauh dari sekolah dan sangat macet. Namun Allah selalu menolong hambaNya yang menolong agamanya. Saat saya kelas 2, saya sangat aktif di rohis, mungkin karna itulah Allah menerimakan saya di sebuah universitas dan jurusan yang saya inginkan padahal saya hanya pringkat 10 besar kelas dari belakang dan nilai UN saya pun 3 matapelajaran bernilai 6. Dan Allah pun selalu memberikan rezeki dari arah yang tidak terduga. Saya mengetahui beasiswa etos saat saya sma,bahkan saya pun mengikuti toenas. Namun saya salah persepsi saat membaca salah satu persyaratan beastudi etos: diterima di ptn melalui snmptn di universitas dan jurusan yang direkomendasikan etos. Saya menyangka bahwa beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang sudah terdaftar di ptn. Hingga suatu hari saya mengetahui bahwa beasiswa ini adalah untuk calon mahasiswa. Namun itu semua terlambat karna saya mengetauinya h-1 penutupan pendaftaran sedangkan berkas yang harus dipenuhi cukup banyak. Namun saya tetap nekat kuliah, karna doktrin ibu saya yang selalu bilang kalau buat pendidikan mah uang selalu ada aja. Hingga pada suatu hari di bulan oktober, saya menerima sms dari teman saya bahwa ada open recruitment beastudi etos. Meskipun saya merasa heran, tetapi saya berkeinginan untuk mencobanya. Namun masalah hadir kembali, jurusan saya tidak direkomendasikan oleh pihak etos. Tapi saya tidak mau menyerah. Saya mencoba menghubunhi cp dan bertanya akan hal itu. Dan Alhamdulillah ternyata itu tidak masalah dan akhirnya saya mendaftar di etos dan pada tanggal 12 november 2011 saya resmi sebagai penerima manfaat beastudi etos.
Di kuliah, saya lebih memilih organisasi kerelawanan seperti kementrian advokasi bem UA dan relawan rumah zakat Surabaya. Namun saya tidak  ingin merupakan asal muasal saya, sehingga saya juga mengikuti assalam (keluarga besar mahasiswa islam) dan fuldfk (forum ukhuwah lembaga dakwah fakultas kedokteran)

setelah saya menjadi bidan nanti, saya ingin pulang ke sukabuki dan mengabdi disana.

Minggu, 05 Mei 2013

makan apa?

maaf ya de...saya mengisahkan kisahmu tanpa izinmu,.....
semoga kisahmu bisa menginspirasi banyak orang..


seperti biasa, kami menginterview calon penerima baesiswa etos,,,
banyak kisah sedih hingga berurai airmata...

namun tak ditemukan setetes pun padanya

interviewer:dek, penghasilan orang tuanya berapa per bulan?
calon etoser:gak menentu mba, kadang 500 ribu kadang 400 ribu
interviewer:kalo sehari makan berapa kali?
calon etoser:alhamdulillah saya bisa makan 2 kali mba..
interviewer:kalo lauknya apa dek?
calon etoser: gak menentu mba.. tapi kalau dirumah sudah ada beras, saya sudah tenag mba,,,soalnya dibelakang rumah saya ada kebun, disana ada daun kelor sama daun bayam jadi alhamdulillah bisa di sayur,,

huaaaaa saya mau pingsan,,,,


insyaallah

waktu itu kami anggota bem yang baru sedang merencanakan untuk hari kartinian,,
setiap anggota ditanya oleh koordinator kelompok untuk kepastian kehadiran,,
banyak yang bisa, banyak juga yang tidak bisa,,
dan ada pula yang menjawab insyaallah,,,
mendengar jawaban insyaallah, koordinator kelompok saya pun langsung membentak orang yang menjawab dengan kata insyaallah,,,
"jangan insyaallah,,, kalo dateng ya dateng kalo nggak ya nggak..."
sontak saya pun kaget mendengarnya, bukan karna bentakan nya tapi karna ketidak pahamannya tentang arti kata insyaallah...

teringat akan ayat: Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi”, kecuali dengan menyebut Insya Allah” (QS : Al-Kahfi ; 23-24)

di  ayat itu jelas sekali bahwa jika kita berjanji, kita diwajibkan untuk menyebut insyaallah...

saya pun mempunyai pengalaman dengan kata insyaallah,,,
saya sudah tahu jika berjanji, kita harus mengucapkan kata insyaallah,,,
namun saat itu saya sedang terburu-buru dan teman saya terus meng sms:" kapan sampe?"
karna terburu-buru, akhirnya saya balas 15 menit lagi, tanpa kata insyaallah...
dan qodarullah,,, di jalan, dompet saya jatuh sehingga saya harus beberapa kali puter balik untuk mencari dompet saya yang hilang,,,

insyaallah berarti kita berusaha sebisa mungkin untuk menepati janji kita, namun kita tidak tahu jika Allah berkehendak lain...

mba mau jadi apa?

tadi saya abis mewawancara calon etoser, karna ada waktu tersisa akhirnya saya izinkan dia untuk balik bertanya kepada kami sebagai interviewer.
dan adiknya bertanya pertanyaan yang tidak biasanya.pertanyaan pribadi
mba mau jadi apa?
pertanyaan pribadi yang mungkin jawabannya tidak diharapkan oleh oleh adiknya.
lalu saya jawab: saya mau jadi ibu rumah tangga dek.. saya gak mau kerja, kerja itu cape,,,
saya menjadikan bidan sebagai panggilan jiwa saya, bukan pekerjaan,,
terus kenapa mba kuliah?
lau saya pun menjawab: karna dengan kuliah, pola pikir saya bisa terasah dan mental saya bisa terbentuk untuk menjadi orang yang luar biasa.

haahh,, pertanyaan klasik,,,,
kenapa orang-orang selalu berpikir kerja-kerja-kerja dan kerja,,,, seakan-akan kuliah hanya untuk bekerja,,,
sedih juga saat pola pikir kebanyakan orang : lahir, sekolah yang pintar, kuliah yang benar, kerja di perusahaan besar, punya gaji besar, menikah, punya anak , tua , meninggal..
hanya hidup yang standar tanpa visi yang besar. hanya hidup untuk diri dan keluarganya sendiri, tanpa berpikir luas bahwa sangat banyaaaaaakkk saudara kith pencerahan dan pena yang butuh pencerahan dan pencerdasan.

kalo ditanya: nanti setelah kuliah mau gimana? saya mau pulang ke desa, atau ke pelosok, saya mau jadi bidan disana, untuk membantu masyarakat desa menciptakan generasi yang cerdas dan beradab.