Jumat, 16 Februari 2018

MY FATHER

dia adalah lelaki biasa, Setelah lulus SMA melanjutkan kuliah di Fakuktas Ekonomi UI dengan biaya sendiri. Ah bahkan dia sudah membiayai sekolahnya sendiri sejak SMA hasil dari pasive income nya sebagai agen koran. Saat para orang tua menjual tanah untuk biaya kuliah anaknya, dia malah membeli tanah. Sayangnya, di FE UI, dia tidak lulus. Tapi saya sangat mengaguminya. Suatu hari dia berdebat dengan dosennya yang mengajar pelajaran pancasila mengenai hukum indonesia, lelaki ini berhasil membuat sang dosen mati kutu. Sang dosen yang merupakan Perwira Menengah TNI berpangkat letnan kolonel pun marah. Dan sang dosen membalas dengan cara tidak gentle. memberikan nilai E di pelajaran yang sebenernya ga ada sangkut pautnya sama pelajaran ekonomi (secara langsung). Dan lelaki ini pun harus mengulang mata kuliah, di tahun berikutnya. Sayangnya, dosennya pun tetap sama, akhirnya E Lagi di dapat. Di tahun ketiga, dosennya pun tetap sama. Daripada di DO dengan tidak hormat karna 3x mendapat nilai E di pelajaran yang sama, akhirnya lelaki ini memilih mengundurkan diri. Andai saja, lelaki ini mau menurunkan sedikit saja ideologinya dan mau meminta maaf kepada dosennya, mungkin dia sudah jadi sarjana ekonomi lulusan UI. Sayangnya (nyatanya) tidak. Memilih pindah kampus sambil mondok. Tapi kini, perkataan lelaki inipun terbukti bahwa indonesia bukanlah negara hukum. Tapi negara hukum rimba. Dimana yg berkuasa bertindak semena mena terhadap yang tidak berkuasa apalagi tak berdaya. Hal remeh temeh pun disikat di negeri ini: petisi kontra lgbt tiba tiba hilang, postingan ig ttg persatuan umat dihapus, postingan fb kontra lgbt dihapus, akun fb di non aktifkan. Yang keterlaluan adalah ulama diperlakukan tidak sopan, sampai di deportasi. Sebentar lagi akan musim pilkada, dan nana kangen analisis bapak yang tajam, yang sering ga terpikirkan oleh orang biasa, Waktu kasus arcandra tahar dan kasus paskibraka yg punya paspor prancis, saat yang lain ribut pro kontra, bapak dengan ga diduganya bilang: itu mah kerjaannya asing na, biar bisa ngobrak ngabrik undang undang kewarganegaraan indonesia. Undang undang kewarganegaraan indonesia itu sangat ketat. Ga jarang juga becanda yg ngeselin, waktu itu bapak dengan nada antusias bilang: na tau ga? Jokowi menjalankan banyak proyek itu ga pake mikir lagi, sontak saya heran, dan bertanya: kok bisa pak? Bapak bilang: soalnya blue print nya udah ada sejak zaman sby. Haha ngeselin. Baru tau juga kalo bapak jago bahasa arab, bisa mengartikan ayat perkata, dan menjelaskannya. Bapak dengan tangan kosong, sedang nana pegan qur'an terjemahan, nana disuruh buka surat dan ayatnya, terus bapak bacain ayat dan artinya dan bener, ga nyangka aja sih, dan baru tau bapak jago bahasa arab pas nana kuliah, mungkin bapak mikir anaknya baru bisa diajak diskusi pas udah kuliah. Saking keasikan diskusi sampe adek adek bilang: emang elu mah anak bapak, cie anak bapak... Semoga Allaah lebih sayang sama bapak, maafkan nana yang masih belum bisa berbakti dengan baik. Semoga ilmu-ilmu yang bapak berikan bisa jadi amalan yang tiada putusnya buat bapak,,,, Alfatihah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar